Main Truth or Dare, Mahasiswi UNS Jadi Korban Pelecehan Seksual

kpr | Insertlive
Selasa, 09 Dec 2025 12:18 WIB
Beaten young woman sitting on a chair Main Truth or Dare, Mahasiswi UNS Jadi Korban Pelecehan Seksual / Foto: Freepik
Jakarta, Insertlive -

Kasus pelecehan seksual kembali mencoreng dunia pendidikan. Berkedok permainan Truth or Dare, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), melakukan pelecehan terhadap seorang mahasiswi.

Melalui unggahannya di Instagram, akun @kentingansantuy menceritakan kronologi kasus pelecehan tersebut.

"UNS lagi-lagi dihebohkan dengan kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh makhluk tololnya. Berikut adalah kronologinya," bunyi keterangan yang diunggah akun @kentingansantuy, dilihat, Selasa (9/12).

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]

Awalnya, korban sedang berada di kos temannya untuk mengerjakan tugas bersama dua orang lainnya. Dikarenakan dua orang temannya enggan mengerjakan tugas di luar, ketiganya akhirnya tetap berada di kos tersebut.

"Jadi, mulai sore hari itu korban sedang berada di kos temannya untuk mengerjakan tugas/skripsi bersama dua orang lainnya. Dikarenakan teman sekelompok skripsi korban enggan mengerjakan di luar," lanjutnya menceritakan.

Pada malam harinya, sekelompok mahasiswa yang baru selesai bertanding voli datang ke kos tempat korban dan teman-temannya sedang mengerjakan tugas.


"Pada malam hari yang sama, anak-anak dari acara voli ***** ***** yang baru selesai bertanding malam itu datang ke kos tersebut yang merupakan tempat yang sama dimana korban dan teman-temannya sedang kumpul," tuturnya.

Namun, mereka akhirnya memutuskan untuk bermain permainan Truth or Dare, dikarenakan sudah jenuh mengerjakan tugas. Permainan tersebut dilakukan secara sadar tanpa adanya pengaruh alkohol maupun obat terlarang.

Permainan yang seharusnya membuat suasana meriah, berubah menjadi pengalaman pahit tak terlupakan oleh korban. Permainan Truth or Dare tersebut berubah dengan tantangan yang bernuansa seksual dan mesum.

"Dikarenakan sudah terlalu ramai dan sudah tidak nyaman untuk mengerjakan skripsi, mereka memutuskan bermain game agar suasana tidak terlalu membosankan. Hal ini juga dilakukan tanpa alkohol maupun obat2-an terlarang. Game yang dipilih adalah Truth or Dare (ToD), yang pada ya adalah permainan biasa. Namun tanpa alasan yang jelas, dan tanpa diketahui korban sebelumnya, arah ainan ToD malah berubah menjadi "dare" yang bernuansa seksual dan mesum," ungkapnya.

Tak terima atas tantangan yang diberikan kepadanya, korban pun berusaha menolak dan menegaskan bahwa dirinya seorang wanita, yang tak mungkin bertelanjang dada seperti yang diminta para pelaku.

"Korban sudah berkali-kali menolak dan menegaskan dirinya perempuan dan bukan laki-laki seperti para pelaku yang bisa bebas bertelanjang dada. Tapi para pelaku tetap memaksa," paparnya.

Dikarenakan korban satu-satunya wanita, para pelaku pun seolah bekerja sama terus membuat korban kalah, dan memberikan tantangan yang berbentuk pelecehan.

"Karena game undercover ini dimainkan secara tim, korban yang merupakan perempuan sendiri diantara para pelaku, sering dijatuhkan dan dibuat kalah. Setiap kali kalah, 'dare' yang diberikan selalu semakin tidak pantas dan semakin mengarah ke pelecehan," ceritanya lagi mengungkapkan.

"Sampai akhirnya korban dipaksa untuk membuka baju oleh para pelaku yang secara sadar tanpa pengaruh alkohol maupun obat-obat terlarang. Tangan dan kaki korban dipegang erat, mulut korban ditutup, dan mereka memaksa korban mengikuti 'dare' tersebut sambil terus berusaha membuka baju korban," lanjutnya.

Korban pun berusaha melepaskan diri dari cengkraman para pelaku yang berusaha membuka bajunya secara paksa.

Saat ini kasus tersebut telah diusut oleh Satgas UNS. Para pelaku juga telah mengutarakan permintaan maafnya kepada publik.

"Yang lebih menyakitkan, mereka bahkan melontarkan beberapa kata verbal yang menyinggung dengan dalih bercanda dan sportivitas permainan untuk mengikuti hukuman. Dengan seluruh tenaga yang dipunyai, korban berusaha melawan dengan teriak meskipun mulutnya ditutup, dengan berusaha menjambak, menggigit, mencakar, dan berontak untuk melepaskan diri dari para pelaku," pungkasnya.

(kpr/and)
Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

snap logo
SNAP! adalah kanal video vertikal yang menyajikan konten infotainment singkat, cepat, dan visual. SNAP! menghadirkan cuplikan selebriti, tren viral, hingga highlight interview.
LEBIH LANJUT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER