Sosok Timothy Ronald yang Sebut Penyuka Gym Tak Pintar, Dulu Pedagang Sedotan

InsertLive | Insertlive
Rabu, 30 Jul 2025 20:30 WIB
Timothy Ronald Sosok Timothy Ronald yang Sebut Penyuka Gym Tak Pintar, Dulu Pedagang Sedotan/Foto: Instagram
Jakarta, Insertlive -

Timothy Ronald menjadi sorotan setelah dirinya menyebut bahwa aktivitas gym adalah olahraga yang kosong secara mental.

Awalnya, Timothy menjawab pertanyaan lawan bicaranya soal alasannya tak melakukan gym sebagai olahraga.

"Gue bakal lempar statement yang bakal kontroversial. Menurut gue orang yang nge-gym-nya sampai jadi banget badannya itu nggak sepintar itu karena itu aktivitas paling g**lok yang pernah gue ketemuin," kata Timothy.

ADVERTISEMENT

Bukan secara kesehatan, ya, secara mental orang pintar nggak suka pasti lu kayak ngebetot doang, kan. Lu cuma maksa iya itu tuh otaknya kosong," sambungnya.

Timothy lantas menjelaskan bahwa pernyataannya itu sejalan dengan pengakuan temannya seorang instruktur gym.

"Nah, itu temen gue Delu bilang kesulitan punya klien gym orang pintar karena bosan, kan," tuturnya.

Timothy menjelaskan bahwa ia lebih memilih olahraga tenis yang menggunakan otak dengan gerakan tidak monoton dan membosankan.

Setelah pernyataan kontroversial ini, publik menyoroti sosok Timothy sebelum dikenal sebagai raja kripto.


Timothy mengawali dunia bisnis sejak usia 15 tahun dengan berjualan pomade dengan ambisi bisa mendapat modal investasi di kripto dan saham.

Ia pun mencoba bisnis berjualan sedotan stainless dengan berkeliling dari kafe ke kafe.

Timothy mencoba membuat iklan di Facebook dengan menjual sedotan seharga Rp3 ribu menjadi Rp28 ribu yang menjadikannya berhasil mengumpulkan Rp1 miliar pertamanya.

Uang Rp1 miliar itu dibuat untuk mendirikan platform edukasi finansial dan mendirikan akademi Cypto.

Berkat keahliannya, Timothy menjadi pemegang saham termuda di perusahaan yang menaungi 52 outlet di seluruh Indonesia, Atlas, dan klub malam terbesar di Asia, H Club SCBD.

Timothy juga diketahui memiliki ambisi mendirikan 1.000 sekolah di pelosok Indonesia. Sejauh ini, baru ada lima sekolah miliknya di Lombok, Sumba, Blitar, dan Kupang.

(dis/and)
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER