7 Ciri Orang Kelas Menengah Atas, Kamu Termasuk?

Steffy Gracia | Insertlive
Senin, 29 Dec 2025 19:15 WIB
Ilustrasi uang 7 Ciri Orang Kelas Menengah Atas, Kamu Termasuk?/Foto: Dini Astari
Jakarta, Insertlive -

Istilah kelas menengah atas sering terdengar, tapi tidak selalu mudah dikenali. Golongan kelas menengah ke atas dapat diartikan sebagai seseorang yang mampu memenuhi semua kebutuhannya dengan layak tanpa kesulitan. Bukan sekadar soal penghasilan besar, gaya hidup, cara berpikir, hingga kebiasaan sehari-hari juga ikut membentuknya. Tanpa disadari, banyak orang sudah menunjukkan ciri-ciri kelas menengah atas lewat pilihan hidup dan keputusan finansial yang mereka ambil. Lalu, apa saja tanda-tandanya? Simak tujuh ciri orang kelas menengah atas versi Insertlive berikut ini dan cari tahu, apakah kamu termasuk salah satunya.

1. Tidak bergantung pada sewaan

Orang kelas menengah atas umumnya sudah berada di fase hidup di mana kebutuhan dasar seperti tempat tinggal tidak lagi bersifat sementara. Mereka tidak harus berpindah-pindah rumah kontrakan atau apartemen sewaan karena situasi kerja atau kondisi keuangan yang dimiliki. Kepemilikan hunian sendiri memberi rasa stabil, baik secara emosional maupun finansial, karena ada kepastian tempat pulang yang tidak terikat tenggat kontrak.

ADVERTISEMENT

Lebih dari itu, rumah dipandang sebagai fondasi hidup. Bukan berarti semua orang kelas menengah atas menolak untuk menyewa, tetapi mereka tidak bergantung pada sewaan sebagai solusi jangka panjang. Jika pun menyewa, biasanya karena pilihan gaya hidup atau kebutuhan sementara, bukan karena keterbatasan finansial.

2. Punya dana darurat dan proteksi yang matang

Salah satu pembeda paling nyata antara kelas menengah dan menengah atas adalah kesiapan menghadapi situasi tak terduga. Asuransi kesehatan, asuransi jiwa, hingga dana darurat yang bisa menutup kebutuhan beberapa bulan ke depan biasanya sudah jadi prioritas orang dengan kelas menengah atas. Mereka sadar risiko bisa datang kapan saja dan tidak ingin satu kejadian mengganggu seluruh stabilitas hidup.

Keberadaan dana darurat membuat mereka tidak mudah panik saat menghadapi masalah kesehatan, perubahan pekerjaan, atau kebutuhan mendadak lainnya. Biasanya, dana darurat yang dimiliki cukup untuk menutup kebutuhan hidup beberapa bulan tanpa penghasilan. Alih-alih berutang atau menjual aset, mereka punya ruang bernapas untuk berpikir dan mengambil keputusan dengan kepala dingin.

3. Sebagian kekayaan bersih berasal dari rumah


Bagi kelas menengah atas, rumah bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga bagian penting dari kekayaan bersih. Nilai properti yang terus berkembang menjadi salah satu penopang stabilitas finansial jangka panjang. Karena itu, keputusan membeli rumah biasanya dilakukan dengan pertimbangan matang, mulai dari lokasi hingga potensi nilai di masa depan.

Rumah juga sering menjadi aset yang diwariskan atau dimanfaatkan untuk tujuan lain, seperti disewakan atau dijadikan jaminan usaha. Artinya, properti tidak sekadar "diam", tapi berperan aktif dalam membangun kekayaan.

4. Memiliki strategi investasi yang jelas

Orang kelas menengah atas tidak akan menyimpan uang tanpa arah. Mereka tahu bahwa menabung saja tidak cukup, sehingga investasi menjadi bagian penting dari perencanaan keuangan. Yang membedakan, mereka tidak asal ikut tren atau tergoda iming-iming untung cepat.

Strategi investasi mereka akan disesuaikan dengan tujuan hidup, jangka waktu, dan toleransi risiko. Ada yang fokus jangka panjang untuk pensiun, ada yang untuk pendidikan anak, ada pula yang untuk memperbesar aset.

5. Tidak terlibat utang konsumtif

Orang kelas menengah atas cenderung tidak membiarkan gaya hidup dibiayai oleh cicilan. Mereka akan menggunakan dan mengelola uang dengan sangat hati-hati, sebab mereka paham bahwa utang konsumtif hanya memberi kepuasan sesaat, tapi membebani keuangan dalam jangka panjang.

Jika berutang, biasanya untuk hal yang produktif atau strategis, seperti properti atau usaha. Prinsipnya sederhana, utang harus membantu meningkatkan kualitas hidup atau nilai aset, bukan sekadar untuk terlihat mapan

6. Mampu membiayai pendidikan anak di masa depan

Untuk orang menengah ke atas, perencanaan pendidikan anak dilakukan jauh sebelum waktunya tiba. Mereka tidak akan menunggu sampai anak masuk sekolah baru memikirkan biaya. Mereka sudah menyiapkan tabungan, investasi, atau skema lain agar pendidikan anak tidak menjadi beban mendadak di masa depan.

Dengan perencanaan ini, pilihan pendidikan anak bisa lebih luas dan tidak bergantung sepenuhnya pada kondisi keuangan saat itu. Tujuannya bukan memanjakan, tapi memberi kesempatan terbaik tanpa mengorbankan stabilitas keluarga.

7. Kepemilikan Aset yang beragam

Kekayaan orang kelas menengah atas jarang bertumpu pada satu sumber saja. Mereka memahami pentingnya memiliki aset yang beragam, baik berupa properti, tabungan, investasi, maupun perlindungan finansial. Diversifikasi ini membuat kondisi keuangan lebih tahan dan aman terhadap perubahan ekonomi.

Ketika satu sektor melambat, masih ada penopang lain yang menjaga keseimbangan. Inilah yang membuat kehidupan finansial mereka relatif stabil, tidak mudah goyah oleh satu masalah saja.

Dari tujuh ciri di atas, kelas menengah atas bukan tentang tampil paling kaya, tapi tentang hidup yang stabil, terencana, dan punya ruang untuk berkembang. Kalau Insertizen merasa relate dengan beberapa poinnya, bisa jadi Insertizen sudah berada di jalur itu, lho!

(Steffy Gracia/dis)

ARTIKEL TERKAIT

snap logo
SNAP! adalah kanal video vertikal yang menyajikan konten infotainment singkat, cepat, dan visual. SNAP! menghadirkan cuplikan selebriti, tren viral, hingga highlight interview.
LEBIH LANJUT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER