Tips Atur Strategi Kelola Keuangan di 2026, dari Budgeting hingga Proteksi
Tips Atur Strategi Kelola Keuangan di 2026, dari Budgeting hingga Proteksi/Foto: Freepik
Memasuki tahun 2026, tantangan ekonomi mungkin akan terus berubah. Namun, prinsip dasar keuangan yang sehat tetap sama, yakni tentang kendali dan persiapan.
Financial Planner Andya Hardianti yang ditemui dalam acara konferensi pers Huawei MatePad 12X di kawasan Jakarta Pusat, Senin (22/12) mengungkap setidaknya ada empat pilar rencana aksi untuk memperbaiki kondisi finansial pada tahun depan.
Berikut penjelasannya:
1. Menerapkan Sistem Budgeting 50-30-20 yang Disiplin
Budgeting bukan berarti mengekang keinginan kita untuk membelanjakan uang. Budgeting justru memberi izin kepada uang kalian untuk bekerja sesuai porsinya. Metode 50-30-20 merupakan rumus emas yang membagi pendapatan bersih ke dalam tiga kantong besar:
- Pos Kebutuhan (50%): Ini adalah dana untuk biaya hidup yang sifatnya wajib dan tidak bisa ditawar. Termasuk di dalamnya adalah cicilan rumah atau mobil, tagihan utilitas (listrik, air, internet), biaya transportasi harian, hingga premi asuransi dan biaya pendidikan.
- Pos Keinginan (30%): Agar mental tetap sehat, Anda tetap butuh apresiasi diri. Alokasi ini digunakan untuk makan di luar, hobi, langganan aplikasi hiburan, hingga belanja pakaian baru. Kuncinya adalah berhenti saat kuota 30% ini habis.
- Pos Tabungan & Investasi (20%): Ini adalah "gaji" untuk diri Anda di masa depan. Gunakan uang ini untuk membangun dana darurat atau aset investasi seperti saham dan reksadana guna mencapai tujuan jangka panjang seperti dana pensiun.
Untuk menjaga disiplin, manfaatkan teknologi seperti spreadsheet atau fitur kantong di aplikasi bank digital. Sangat disarankan untuk memisahkan rekening gaji dengan rekening belanja agar dana tidak bercampur.
2. Kendalikan Utang dan Hindari Jebakan Prilaku Konsumtif
Utang seringkali menjadi penyebab utama hancurnya arus kas bulanan. Prinsip utamanya adalah memastikan bahwa utang yang kalian ambil bersifat produktif, misalnya KPR untuk tempat tinggal dan bukan sekadar hutang konsumtif yang dipicu oleh tren.
Untuk menjaga keuangan yang stabil, sangat krusial untuk menjaga total cicilan hutang kalian tidak melebihi 30% dari pendapatan bulanan. Jika angka ini terlampaui, maka akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar atau menabung.
Namun, jika sudah terrlanjur memiliki banyak cicilan, gunakan Metode Bola Salju (Snowball Method). Caranya, fokuslah melunasi pinjaman dengan nominal terkecil terlebih dahulu sambil tetap membayar jumlah minimum pada hutang lainnya. Rasa puas saat melihat satu hutang lunas akan memberikan motivasi psikologis untuk menyelesaikan hutang berikutnya yang lebih besar.
3. Membangun Dana Darurat sebagai Sabuk Pengaman
Dana darurat merupakan jantung ketahanan finansial. Tanpa dana ini, satu kejadian buruk saja, seperti mobil rusak atau kehilangan pekerjaan, bisa saja merusak seluruh rencana keuangan yang sudah diatur.
Untuk memenuhi dana darurat, targetkan minimal 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Jika kalian tidak memiliki penghasilan tidak tetap, jumlah ini sebaiknya ditingkatkan menjadi 9 hingga 12 kali pengeluaran agar lebih aman.
Lantaran tujuannya untuk keadaan darurat, uang ini harus disimpan di instrumen yang mudah dicairkan, aman, dan memiliki risiko rendah. Contoh terbaik adalah tabungan bank yang terpisah, deposito jangka pendek, reksadana pasar uang, atau logam mulia.
4. Memastikan Proteksi yang Tepat untuk Risiko Tak Terduga
Investasi dengan nominal yang besar pun bisa saja habis dalam sekejap jika kalian tidak memiliki proteksi diri. Proteksi berfungsi mengalihkan risiko finansial yang sangat besar kepada pihak asuransi.
Minimal, kalian dan seluruh anggota keluarga terdaftar di BPJS Kesehatan agar saat sakit, biaya pengobatan tidak menggerus tabungan.
Jika kalian merupakan tulang punggung atau pencari nafkah utama dalam keluarga, asuransi jiwa menjadi sebuah kewajiban. Ini adalah bentuk kasih sayang terakhir untuk memastikan bahwa jika terjadi risiko terburuk pada kalian, keluarga yang ditinggalkan tetap memiliki dukungan finansial untuk melanjutkan hidup dan pendidikan anak.
Untuk menunjang pencatatan keuangan dan budget, memiliki perangkat pencatatan yang efektif dan efesien juga perlu diperhatikan. HUAWEI MatePad 12X 2026 yang akan rilis pada Januari 2026 misalnya, bisa menjadi pilihan.
Fitur-fitur PC-level yang tersedia meliputi shortcut commands familiar, seperti CTRL+C, CTRL+V, dan shortcut commands lainnya, fungsi matematika yang lebih lengkap untuk kebutuhan spreadsheet, kemampuan insert dokumen berupa tautan maupun lampiran, serta copy/paste editable charts antar dokumen, semua dapat membantu dalam menyusun rekap keuangan, analisis data, atau laporan komprehensif.
(dia/dia)
Berapa Jumlah Tabungan Ideal di Usia 50 Tahun? Ini Kata Ahli Keuangan
Minggu, 16 Nov 2025 12:00 WIB
Tips Atur Keuangan Bagi Pekerja Gaji UMR agar Bisa Tetap Nabung
Selasa, 23 Sep 2025 18:29 WIB
Ustaz Dasad Latief Ungkap Ciri-ciri Wanita yang Bisa Habiskan Pahala Laki-laki
Senin, 06 Jan 2025 22:00 WIB
Penggerak Kebaikan Tingkatkan Nilai Spiritual hingga Edukasi Halal Lifestyle
Kamis, 28 Mar 2024 03:30 WIB
Apa Itu Gray Divorce? Fenomena Perceraian di Usia Lanjut yang Semakin Marak
Selasa, 16 Dec 2025 12:30 WIB
Mengenal Inovasi Octenidine dan Allantoin, Kandungan Antiseptik yang Aman untuk Anak
Senin, 15 Dec 2025 18:53 WIB
Salah Satu Cerita Keborosan Kiesha Alvaro: Habiskan Rp20 Juta Buat Beli...
Minggu, 14 Dec 2025 15:30 WIBTERKAIT