Apa Itu Gray Divorce? Fenomena Perceraian di Usia Lanjut yang Semakin Marak

asw | Insertlive
Selasa, 16 Dec 2025 12:30 WIB
Ilustrasi Perceraian Apa Itu Gray Divorce? Fenomena Perceraian di Usia Lanjut yang Semakin Marak/Foto: Freepik
Jakarta, Insertlive -

Artis hingga sejumlah tokoh publik yang selama ini dikenal harmonis dengan pasangan belakangan ini memilih untuk mengakhiri pernikahan mereka. Padahal, banyak dari mereka yang telah memasuki usia senja.

Salah satu yang paling baru adalah pasangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya. Setelah hampir 30 tahun membina rumah tangga, Atalia diketahui mengajukan gugatan cerai terhadap sang suami.

Fenomena bercerai di usia senja ini kemudian dikenal dengan sebutan gray divorce. Berikut merupakan ulasannya.

ADVERTISEMENT

Fenomena Gray Divorce: Perceraian Pada Pasangan Usia Lanjut

Gray divorce merupakan istilah yang merujuk pada perceraian yang terjadi pada pasangan yang berusia 50 tahun ke atas. Mereka umumnya telah menjalani pernikahan panjang selama 20 hingga 40 tahun.

Banyak gray divorce yang terjadi karena konflik lama yang terpendam akhirnya kembali meledak. Ibarat bom waktu, konflik ini pun merusak fase kehidupan di usia senja yang seharusnya lebih tenang.

Fenomena gray divorce sendiri bukan hal baru di kancah global. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan sejumlah negara di Eropa menunjukkan peningkatan signifikan fenomena ini.

Sekitar 34 persen perceraian terjadi pada pasangan yang sudah menikah lebih dari 30 tahun, sementara 12 persen lainnya terjadi pada pernikahan di atas 40 tahun.

Sementara di Amerika Serikat, angka fenomena gray divorce meningkat dua kali lipat antara tahun 1990 hingga 2010.


Fenomena ini pun mulai terlihat di Indonesia, di mana sepanjang tahun 2020 hingga 2024 angka cerai tertinggi justru berasal dari pria berusia 52 tahun ke atas. Berbagai alasan kemudian menjadi latar belakang perceraian di usia lanjut.

Menurut Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI, dr Imran Pambudi, MPHM, keputusan gray divorce kerap berkaitan dengan konflik lama yang dipendam selama bertahun-tahun.

"Gray divorce itu seperti bom waktu. Masalahnya sudah ada sejak lama, tetapi baru 'meledak' ketika seseorang sudah memasuki fase refleksi hidup, anak-anak sudah mandiri, atau ketika pasangan menghadapi perubahan besar seperti penurunan kesehatan," tutur dr Imran.

Lebih lanjut, dr Imran menjelaskan bahwa pasangan di fase usia lanjut cenderung melakukan evaluasi mendalam terhadap kualitas hidup dan relasi. Hal ini menjadi pemicu seorang individu usia lanjut mengambil keputusan besar.

Menurut berbagai studi, dr Imran menyebut bahwa gray divorce kerap terjadi setelah anak-anak dewasa dan meninggalkan rumah, dengan usia pernikahan antara 20 hingga 40 tahun. Menariknya, fenomena ini juga sering diprakarsai oleh perempuan.

Alasan yang menyebabkan hal ini terjadi pun beragam, mulai dari pasangan yang tumbuh ke arah berbeda, konflik lama yang tak pernah benar-benar diselesaikan, hingga kebutuhan emosional yang tak terpenuhi.

Meski demikian, tidak semua pernikahan usia panjang yang mengalami krisis harus berujung pada perceraian. Dukungan dari lingkungan sekitar menjadi faktor penting untuk membantu penyelesaian konflik.

"Keluarga dan orang terdekat perlu hadir secara empatik, bukan menghakimi. Pendekatan konseling, baik individual maupun pasangan, tetap relevan bahkan di usia lanjut. Tujuannya bukan hanya mempertahankan pernikahan, tetapi membantu pasangan memahami diri dan relasinya secara lebih sehat," beber dr Imran.

Dukungan sosial yang konsisten dan terbuka kemudian mampu membantu penyembuhan luka relasi yang telah menahun.

"Gray divorce bukan hanya soal hubungan suami-istri, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental, relasi keluarga besar, dan kualitas hidup di usia lanjut," pungkas dr Imran.

(asw/agn)
Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

snap logo
SNAP! adalah kanal video vertikal yang menyajikan konten infotainment singkat, cepat, dan visual. SNAP! menghadirkan cuplikan selebriti, tren viral, hingga highlight interview.
LEBIH LANJUT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER