Pohon yang Disebut Turun dari Surga ini Ada di Indonesia, Harganya Capai Rp1,6 M

Insertlive | Insertlive
Senin, 27 Oct 2025 10:00 WIB
Agarwood plants Pohon yang Disebut Turun dari Surga ini Ada di Indonesia, Harganya Capai Rp1,6 M
Jakarta, Insertlive -

Dalam ajaran Islam, umat dilarang menjadikan benda apa pun sebagai berhala. Namun, sejumlah riwayat menyebut ada beberapa benda istimewa yang dipercaya berasal dari surga.

Di antaranya adalah tongkat Nabi Musa, buah tin, cincin Nabi Sulaiman, batu Hajar Aswad, dan kayu gaharu.

Nama terakhir, kayu gaharu, memiliki tempat khusus dalam pandangan Nabi Muhammad SAW.

ADVERTISEMENT

Riwayat Imam Bukhari menyebutkan bahwa Rasulullah menegaskan bahwa gaharu bukan hanya berasal dari surga, tetapi juga akan digunakan oleh para penghuni surga kelak.

"Golongan penghuni surga yang pertama kali masuk surga adalah berbentuk rupa pada malam bulan purnama. Nyala perdupaan mereka adalah gaharu," demikian sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits tersebut.

Yang menarik, pohon yang dianggap begitu mulia ini ternyata tumbuh di Indonesia. Gaharu atau Aquilaria malaccensis merupakan tanaman khas daerah tropis, dan Indonesia menjadi salah satu habitat alaminya.

Hal ini membuat banyak pihak meyakini bahwa gaharu yang dikenal di Timur Tengah sejak masa Nabi mungkin juga berasal dari Nusantara melalui jalur perdagangan kuno.

Secara ilmiah, gaharu bukanlah pohon biasa. Aroma wangi khasnya muncul ketika pohon mengalami infeksi jamur atau mikroba.


Peneliti Ashley Buchanan dalam tulisannya di Daily Jstor mengungkap bahwa hanya sekitar 7-10 persen pohon gaharu di alam yang menghasilkan aroma tersebut, membuatnya sangat langka dan bernilai tinggi.

Di Indonesia, pohon gaharu banyak ditemukan di wilayah Sumatera. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-kerajaan besar di masa lampau sudah memperdagangkan kayu gaharu ke berbagai negara.

Kerajaan Sriwijaya, misalnya, telah mengekspor gaharu ke pedagang Arab sejak abad ke-7 hingga ke-11 Masehi.

Sejarawan Denys Lombard dalam buku Nusa Jawa Silang Budaya (1996) menyebut, gaharu termasuk komoditas penting yang diperdagangkan bersama kapur barus, cendana, dan rempah-rempah lainnya.

Bahkan, kapur barus sendiri juga disebut dalam Al-Qur'an sebagai salah satu bahan wewangian di surga.

Selain ke Arab, Denys Lombard juga menulis bahwa kayu gaharu dari Sumatera diekspor hingga ke Mesir. Seorang pedagang kaya raya bernama Abu al-Abbas tercatat kerap mengangkut gaharu dari Samudera Hindia dengan kapal besar.

Setiap kali ia menjual gaharu, kekayaannya disebut berlipat ganda, menunjukkan betapa tingginya nilai jual gaharu di pasar dunia saat itu.

Catatan serupa juga ditemukan dalam sumber-sumber China kuno. Arkeolog Slamet Mulyana dalam buku Sriwijaya (2006) menjelaskan bahwa gaharu menjadi komoditas ekspor dan bahkan upeti dari kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaya seperti Pahang dan Kelantan kepada kekaisaran China.

Di negeri Tirai Bambu, gaharu sudah digunakan untuk keperluan upacara keagamaan sejak 1.500 tahun sebelum Masehi.

Selain Sumatera bagian selatan, Sumatera Barat juga menjadi daerah penghasil gaharu terkenal.

Penjelajah Portugis Tome Pires dalam Suma Oriental (1515) menulis bahwa banyak pedagang dari Gujarat, India, datang ke Pariaman hanya untuk membeli gaharu dan barang dagangan lain dari Sumatera.

Menariknya, tradisi perdagangan gaharu tersebut masih berlangsung hingga kini. Meski sudah ribuan tahun berlalu, nilai jual kayu gaharu tidak pernah surut.

Saat ini, harga gaharu di pasar internasional bisa mencapai US$20.000 hingga US$100.000 per kilogram, atau sekitar Rp324 juta hingga Rp1,6 miliar.

Aroma surgawi yang melekat pada kayu gaharu rupanya bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga bagian dari sejarah panjang perdagangan Nusantara yang harum hingga ke seluruh dunia.

(ikh/ikh)
Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

snap logo
SNAP! adalah kanal video vertikal yang menyajikan konten infotainment singkat, cepat, dan visual. SNAP! menghadirkan cuplikan selebriti, tren viral, hingga highlight interview.
LEBIH LANJUT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER