Mengenal Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Bapak Pramuka Indonesia

Hari ini, Kamis, 14 Agustus 2025 diperingati sebagai Hari Pramuka Indonesia. Sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX pun dikenang karena jasa besarnya hingga dijuluki sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Lahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir pada 12 April 1912. Ia adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama sekaligus Wakil Presiden Indonesia Kedua yang menjabat pada tahun 1973-1978.
Sejak masih muda, Sri Sultan Hamengkubuwono IX aktif dalam kepanduan sampai akhirnya menjadi tokoh pemersatu gerakan pramuka nasional. Ia menempuh pendidikan di Hollands Inlandse School (HIS) Yogyakarta, MULO Semarang dan AMS Bandung.
Ia lalu melanjutkan pendidikannya di Universiteit Leiden, Belanda dan akrab disapa Henkie atau singkatan dari Henk Kecil oleh rekan-rekannya. Pada 18 Maret 1940, Gusti Raden Mas Dorodjatun dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengkubuwono IX menggantikan ayahnya.
Kala itu, ia mendapat dua gelar yang diberikan oleh Gubernur Adam yaitu gelar pertama Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra Mataram, gelarnya sebagai Putra Mahkota. Setelahnya, dinobatkanlah Sri Sultan Hamengkubuwana IX dengan gelar Sampéyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Sénapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga.
Sejak itu perannya begitu menonjol terutama saat Presiden Soekarno mengajaknya membentuk organisasi untuk mempersatukan kepanduan. Pada 9 Maret 1961, Hamengkubuwono IX bersama beberapa tokoh lain lalu membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka.
Langkah itu melahirkan Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961 tentang pendirian Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1961. Kata Pramuka sendiri diambil dari Poromuko yang artinya prajurit terdepan yang juga merupakan singkatan dari Praja Muda Karana.
Hamengkubuwono IX lalu menjadi Ketua Kwartis Nasional selama empat periode atau dari tahun 1961-1974. Ia lalu memperkenalkan Tri Satya Pramuka dan Dasa Dharma Pramuka yang sampai saat ini menjadi pedoman bagi seluruh anggota pramuka di Indonesia.
Semasa kepemimpinannya, Hamengkubuwono IX juga menggelar banyak kegiatan seperti perkemahan. Untuk seragam, pramuka menetapkan warna cokelat muda untuk atasan dan cokelat tua untuk bawahan yang melambangkan tanah dan air.
Perjuangan dan kontribusi besar yang dilakukan Hamengkubuwono IX pun diakui dunia. Ia mendapatkan penghargaan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement pada 1973.
Bronze Wold Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization od the Scout Movement kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan. Hamengkubuwono IX juga mendapat Silver World Award 1972 yang diberikan oleh Boy Scouts of America.
Atas dedikasi besarnya itu, Hamengkubuwono IX dikenang dengan julukan Bapak Pramuka Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat pada 2 Oktober 1988 di Washington DC, Amerika Serikat dan dimakamkan di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
(agn/fik)TERKAIT