Pendidikan Gusti Bhre, Orang Kepercayaan Gibran yang Dicopot dari Komisaris KAI

PT Kereta Api Indonesia Persero atau (KAI) mengabarkan soal pencopotan KGPAA Mangkunegara X atau Gusti Bhre dari posisi Komisaris.

Pencopotan Gusti Bhre tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama PT Danantara Asset Management Nomor SK-223/MBU/08/2025 dan SK.038/DI-DAM/DO/2025 tertanggal 12 Agustus 2025.

Lengsernya Gusti Bhre yang menjadi sorotan, mengingat dirinya dikenal sebagai orang dekat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sebenarnya, tak hanya Gusti Bhre yang dicopot dari jabatannya, ada nama Johan Bakti Porsea Sirait (Komisaris Independen), Chairul Anwar (Komisaris), dan Didiek Hartantyo (Direktur Utama) yang ikut dicopot.

Kini latar belakang Gusti Bhre menjadi sorotan publik. Lantas bagaimana riwayat pendidikannya?

GPH Bhre adalah putra bungsu dari GPAA Mangkunegara IX dengan istri kedua atau permaisuri, GKP Prisca Marina Yogi Supardi. GPH Bhre memiliki seorang kakak perempuan bernama GR.Aj Ancillasura Marina Sudjiwo.

Gusti Bhre merupakan gelar yang digunakan sebelum dia naik takhta menjadi Mangkunegara X pada tahun 2022.

Dia menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) dari Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, lulus pada tahun 2019. Ia masuk UI sekitar tahun 2015 dan lulus dalam waktu sekitar 3,5 tahun.

Selama kuliah, Gusti Bhre bergabung dengan Tim Mooting Vis FH UI, dan meraih gelar champion pada sesi final Pre-Moot Willem C. Vis International Commercial Arbitration Moot ke-10 di Praha, Republik Ceko, 2018. Ajang ini merupakan kompetisi simulasi pengadilan komersial tingkat internasional yang bergengsi.

Setelah lulus, Gusti Bhre sempat menerima tawaran melanjutkan studi S2 dari tiga universitas terkemuka di New York, Amerika Serikat, dan Leiden, Belanda. Namun, ia menunda rencana tersebut demi fokus menjalankan tugas sebagai pemimpin Mangkunegaran setelah dinobatkan sebagai Raja Pura Mangkunegaran pada 12 Maret 2022.

Menurut salah seorang kerabat di Pura Mangkunegaran, Gusti Bhre memiliki motivasi kuat dalam menimba ilmu. Bahkan dia sempat mengunjungi Harvard, dan ditekankan bahwa dirinya sangat terpelajar dan konsen terhadap pendidikan.

Saat ini ia memang belum tertarik terjun ke politik praktis. Ia lebih memilih memprioritaskan pendidikan dan tanggung jawabnya sebagai raja.