Komentar Sri Mulyani soal Gaji Guru Beban Negara Tuai Kritik Jerome Polin

Insertlive | Insertlive
Jumat, 15 Aug 2025 19:45 WIB
Cek Serba-serbi Barang Lucu yang Jerome Polin Sering Spill di Media Sosial, Ada Link Produk Shopee-nya Juga! Komentar Sri Mulyani soal Gaji Guru Beban Negara Tuai Kritik Jerome Polin / Foto: Istimewa
Jakarta, Insertlive -

Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang gaji guru dan dosen yang dianggap rendah memicu perdebatan di publik.

Dalam sebuah forum, Sri Mulyani menyebut persoalan tersebut sebagai salah satu tantangan besar bagi keuangan negara.

Dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia yang digelar pada Kamis, 7 Agustus 2025, Sri Mulyani menyoroti banyaknya pembahasan di media sosial mengenai kesejahteraan tenaga pendidik.

ADVERTISEMENT

"Banyak di media sosial, saya selalu mengatakan, menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya enggak besar. Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara," ujar Sri Mulyani di YouTube Institut Teknologi Bandung.

Sri Mulyani lalu mempertanyakan apakah solusi permasalahan tersebut sepenuhnya harus ditanggung negara atau melibatkan partisipasi masyarakat.

"Apakah semuanya harus dari keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat?" katanya.

Meski tidak menjelaskan detail bentuk partisipasi masyarakat yang dimaksud, ia memaparkan bahwa anggaran pendidikan tahun 2025 mencapai Rp724,3 triliun.

Dana tersebut dibagi menjadi tiga kluster, dengan gaji dan tunjangan guru serta dosen masuk pada kluster kedua.


Kluster pertama diperuntukkan bagi benefit murid dari sekolah dasar hingga mahasiswa, sedangkan kluster ketiga untuk pembangunan infrastruktur pendidikan.

Bendahara negara itu menyebut, anggaran untuk guru dan dosen digunakan mulai dari gaji hingga tunjangan kinerja (tukin).

Tunjangan profesi guru non-PNS diberikan kepada 477,7 ribu guru, sementara sertifikasi dialokasikan bagi 666,9 ribu guru.

Dana pendidikan juga digunakan untuk program KIP Kuliah untuk 1,1 juta mahasiswa, PIP untuk 20,4 juta siswa, BOS untuk 9,1 juta pelajar, BOPTN ke hampir 200 kampus negeri, hingga beasiswa LPDP dan program digitalisasi pembelajaran.

[Gambas:Instagram]

Pernyataan Sri Mulyani tersebut mendapat respons tajam dari Jerome Polin.

Melalui media sosialnya, kreator konten sekaligus edukator itu mengaku kecewa dengan pandangan sang menteri.

Menurut Jerome, pendidikan adalah fondasi kemajuan bangsa yang seharusnya mendapatkan perhatian serius, termasuk soal kesejahteraan tenaga pendidik.

"Setelah melihat statement yang viral dari menteri keuangan tentang gaji guru dan dosen, aku jadi sedih. Kalau negara tidak menjadikan guru, dosen, dan perbaikan kualitas pendidikan sebagai prioritas, kita gak bisa berharap Indonesia Emas," tulisnya.

Jerome menilai, meski 20% APBN telah dialokasikan untuk pendidikan, anggaran dari sektor lain yang kurang mendesak seharusnya bisa dialihkan.

"Aku tau APBN kita 20% sudah untuk pendidikan, tapi aku yakin banyak anggaran yang kurang mendesak dari sektor lain bisa dipotong dan dialihkan ke sektor pendidikan," tulisnya.

Ia menegaskan bahwa gaji layak bagi guru merupakan kunci untuk memotivasi mereka.

"Karena aku percaya, negara yang maju adalah negara yang pendidikannya maju. Dan itu dibangun oleh tenaga pendidik yang bagus. Salah satu katalis dan faktor terpenting yang bisa mendorong kemajuan itu? Gaji dan kesejahteraan," kata Jerome

"Setelah aku survey, aku sadar BANYAK sekali orang Indonesia yang sebenernya mau jadi guru, tapi akhirnya mengurungkan niatnya karena profesi guru di Indonesia secara umum belum bisa sejahtera. Mau sampai kapan?" tutupnya.

(ikh/and)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER