Rieke Diah Pitaloka-Soleh Solihun Soroti Sikap Pemerintah soal Bendera One Piece

Insertlive | Insertlive
Selasa, 05 Aug 2025 15:15 WIB
Bendera One Piece Rieke Diah Pitaloka-Soleh Solihun Soroti Sikap Pemerintah soal Bendera One Piece / Foto: Instagram
Jakarta, Insertlive -

Fenomena bendera anime One Piece berkibar jelang HUT RI ke-80 tengah ramai menjadi sorotan dan perbincangan. Bendera berlatar hitam dengan logo tengkorak bertopi jerami itu dikibarkan beberapa masyarakat sebagai bentuk kekecewaan atas kebijakan pemerintah.

Anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka pun ikut menggunakan anime One Piece dalam menyuarakan kritiknya terhadap masalah yang tengah terjadi di Tanah Air. Melalui unggahannya di Instagram, Rieke Diah Pitaloka membagikan foto Luffy dan kawan-kawannya.

Mengiringi unggahannya itu, Rieke Diah Pitaloka menyinggung soal data bansos fiktif yang hingga saat ini masih belum diusut.

ADVERTISEMENT

"Bongkar data bansos fiktif. Semangat Pak Prabowo benahi data negara," bunyi keterangan pada unggahan Rieke Diah Pitaloka.

[Gambas:Instagram]

Sementara itu, dalam keterangan unggahannya, Rieke menyoroti penemuan dana bansos sebesar Rp2,1 triliun yang mengendap lebih dari 10 juta rekening tak terpakai selama 3 tahun, berdasarkan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).


"2022 Data Bansos Fiktif 52,5 juta kerugian negara kata @official.kpk Rp.126T per tahun. Yang lama apa benerin data? 2025 Data Bansos Fiktif 10 juta," tulis Rieke Diah Pitaloka pada keterangan unggahannya.

Pemeran Oneng di komsit Bajaj Bajuri itu juga mempertanyakan ke mana perginya dana bansos tersebut.

"Kalau data penerima bansos fiktif, pasti penerimanya juga fiktif. Nah, duit negara ratusan triliun terus kemana selama ini?" sambungnya.

Rieke juga menyinggung soal adanya indikasi uang bansos senilai triliunan itu diendapkan di rekening dormant milik pemerintah. Ia pun mendesak agar PPATK membongkar siapa pemilik rekening tersebut.

Rieke juga menyinggung soal tanggapan pemerintah soal fenomena bendera One Piece tersebut. Ia menyebut ada pihak yang ketakutan dengan fenomena bendera jolly roger tersebut.

"Dengar-dengar sih data fiktif ada peternaknya. Dengar-dengar sih indikasi ratusan triliun dana bansos 'diendapkan' di rekening dormant punya instansi pemerintah dan bendahara pengeluaran negara, buat sementara aja jumlahnya ada sekitar 2000 rekening. Wow bjirr nggak tuh," tutur Rieke Diah Pitaloka.

"Punya siapa aja yah kira-kira?? #Spill dong @ppatk_indonesia dormant di instansi pemerintah. Semangaat bestyyy di @ppatk_indonesia. Berlanjut loh infonya, tunggu yaa besty. Selamat ada yang 'gemeter' ... bantu #share n doain aku ya besty," pungkasnya.

Tak hanya Rieke Diah Pitaloka, komika Rian Adriandhy juga angkat bicara atas sikap pemerintah yang menanggapi kibaran bendera One Piece tersebut. Ia pun menyindir pemerintah takut dengan karakter kartun karet.

Seperti diketahui, Luffy, yang menjadi karakter utama dalam anime One Piece, dikenal dengan julukan si manusia karet.

"Sering main pasal karet kok takut sama simbol jagoan karet?" tulis Rian Adriandhy dalam akun X-nya.

Selain Rian Adriandhy, Soleh Solihun juga ikut berkomentar atas larangan pemerintah terhadap masyarakat yang mengibarkan bendera One Piece. Soleh justru menyoroti soal bendera ormas dan partai politik yang dibiarkan terpasang di sepanjang jalan.

"Kalo bendera ormas dan parpol mah, boleh ya," ujar Soleh Solihun di akun X miliknya.

Seperti diketahui, sebelumnya Menko Polkam, Budi Gunawan memberikan tanggapan usai ramai orang yang mengibarkan bendera One Piece jelang HUT RI ke-80. Ia menyebut pihak yang mengibarkan bendera One Piece itu bisa terancam hukuman pidana.

"Konsekuensi pidana dari tindakan yang mencederai kehormatan bendera Merah Putih. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 24 ayat (1) menyebutkan 'Setiap orang dilarang mengibarkan Bendera Negara di bawah bendera atau lambang apa pun' Ini adalah upaya kita untuk melindungi martabat dan simbol negara," tuturnya.

(kpr/and)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER