Profil Kwik Kian Gie, Ekonom Pro Rakyat yang Meninggal Dunia

Kabar duka datang dari ahli ekonomi dan mantan Menteri Kooridnator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie yang meninggal dunia pada Senin (28/7).

Kabar ini pertama kali diungkapkan oleh Hatta Rajassa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu II.

"Turut berduka yang dalam atas wafatnya Pak Kwik Kian Gie, sahabat saya sesama di kabinet Bu Mega," kata Hatta Rajassa.

"Beliau sangat mencintai Indonesia, tokoh yang kritik namun memiliki rasa Nasionalisme yang tinggi," lanjutnya.

Kwik Kian Gie meninggal dunia sekitar pukul 22.00 WIB pada usia 90 tahun. Sebelum meninggal dunia, Kwik Kian Gie sempat dirawat karena masalah pencernaan. Ia pun menjalani perawatan medis selama dua bulan di RS Medistra.

Lalu seperti apa sosok dari ekonom senior tersebut? Simak beritanya di bawah.

Profil Kwik Kian Gie

Lahir pada 11 Januari 1935, Kwik Kian Gie adalah ekonom dan politikus keturunan Tionghoa. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri dari tahun 1999 hingga 2000, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dari tahun 2001 hingga 2004, serta sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tahun 1999.

Kwik adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dari Kwik Hway Gwan (The Kwie Kie) seorang pengusaha hasil bumi. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama setahun untuk tingkat persiapan. Lalu melanjutkan studi ke Nederlandsche Economiche Hogeschool Rotterdam yang kini bernama Erasmus Universiteit Rotterdam pada 1956 hingga lulus pada tahun 1963.

Semasa hidupnya Kwik dikenal sebagai salah satu ekonom dan tokoh publik Indonesia yang sangat peduli dengan rakyat. Ia vokal menyuarakan kebenaran meski harus bertentangan dengan para penguasa. Kariernya di dunia bisnis dan politik pun cukup panjang dan memiliki pengaruh besar.

Setelah tidak lagi bekerja di pemerintahan, Kwik Kian Gie masih aktif menyuarakan pendangannya di YouTube maupun lewat wawancara di berbagai acara. Ia kerap memberikan kritik tentang berbagai kebijakan ekonomi yang dianggap terlalu berpihak pada oligarki.