Chef Kumink Beberkan Cerita Kerja 12 Jam Sehari di Dapur MBG

Chef Kumink merupakan seorang koki hotel yang kini beralih profesi menjadi koki untuk dapur program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Ia kemudian membagikan kisah sebagai seorang koki MBG yang bekerja 12 jam sehari.
Program MBG belakangan menjadi sorotan karena munculnya berbagai kasus keracunan akibat makanan yang disajikan pada program ini. Padahal, MBG dimaksudkan untuk mencegah stunting pada anak.
Isu tersebut membuat banyak orang mempertanyakan standar penyediaan makanan program MBG. Tak hanya juru masak biasa, ada pula dapur MBG yang dipimpin oleh kepala koki profesional, yakni Hendry Kumink yang diketahui merupakan mantan koki hotel.
Koki yang akrab disapa Chef Kumink ini aktif membagikan kegiatannya memasak untuk program MBG di media sosial miliknya, mulai dari Instagram hingga TikTok. Ia diketahui telah menjalani profesi sebagai juru masak selama 11 tahun.
Baca Juga : Dua Cucu Mahfud MD Keracunan MBG di Yogyakarta
|
Pada awalnya, Chef Kumink bekerja di salah satu hotel berbintang di Jakarta Selatan hingga akhirnya mendapatkan tawaran untuk bergabung dalam program MBG.
"Awalnya saya ditawarin jadi cook, tapi saya tolak. Saya maunya jadi head chef (kepala koki)," beber Chef Kumink, dikutip Rabu (1/10).
Meski tak lagi melayani tamu hotel, profesi Chef Kumink sebagai kepala koki MBG kini tak kalah sibuk. Terungkap bahwa ia harus memasak untuk program MBG selama 12 jam sehari, mulai dari mempersiapkan bahan makanan dan menu hingga proses memasak.
Chef Kumink membeberkan bahwa persiapan bahan makanan, mulai dari memotong dan menggoreng sebagian menu dimulai sejak pukul 10 malam. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan persiapan bahan-bahan segar untuk proses memasak pada pukul 2 hingga 4 pagi.
Makanan kemudian harus siap dikemas dan diantarkan ke sekolah penerima MBG pada pukul 7 pagi untuk dikonsumsi pada pukul 9 pagi.
Chef Kumink kemudian melanjutkan proses memasak kedua pada pukul 5 hingga 8 pagi untuk diantarkan pukul 9 pagi dan dikonsumsi pada pukul 12 siang.
Trik memasak dua kali ini digunakan Chef Kumink untuk mencegah potensi makanan basi yang bisa menyebabkan keracunan.
Soal pendanaan program MBG yang terbatas, Chef Kumink mengaku punya siasat sendiri untuk memaksimalkan dana yang diterima. Ia memilih menu internasional karena biayanya yang lebih murah.
"Menu mancanegara itu murah, sedangkan menu Indonesia justru mahal karena kaya akan rempah. Budget atau pendanaan setiap harinya saya cek dulu berdasarkan biaya maksimum," tutur Chef Kumink.
Tak hanya soal pendanaan, Chef Kumink juga berusaha memutar otak untuk rotasi menu MBG bagi para siswa agar mereka tidak bosan. Hal ini ia lakukan dengan cara mengandalkan pemasok bahan makanan dengan membeli bahan dalam jumlah besar.
Chef Kumink kemudian juga mengungkapkan harapan besar untuk program MBG, yakni untuk memberikan harapan bahwa banyak siswa bisa menikmati hidangan yang nikmat. Ia pun berharap program MBG bisa terus menjadi lebih baik.
"Banyak anak orang nggak mampu yang berharap dan antusias sama makanan itu, bahkan banyak anak-anak yang nangis karena mereka bisa ngerasain makanan yang nggak pernah mereka jumpai selama hidup mereka," pungkas Chef Kumink.
(asw/fik)
Mengenal Kopi Decaf yang Aman Dikonsumsi Saat Puasa
Selasa, 18 Mar 2025 21:30 WIB
Mencicipi Hidangan Thailand yang Eksploratif di Selatan Jakarta
Sabtu, 01 Feb 2025 13:00 WIB
Pentingnya Sertifikat Halal untuk Restoran
Kamis, 09 Jan 2025 19:20 WIB
Sensasi Menikmati Uniknya Menu Italia Digabung dengan Cita Rasa Khas Indonesia
Selasa, 03 Dec 2024 19:40 WIB

Menilik Izakaya Mungil dengan Hidangan Khas Jepang di Sudut Selatan Jakarta
Senin, 29 Sep 2025 20:30 WIB
Mencicipi Masakan Cita Rasa Spanyol dengan Sentuhan Modern Catalan di Jantung Senopati
Senin, 29 Sep 2025 19:00 WIB
7 Jenis Jamur Sehat dan Aman Dikonsumsi Ibu Hamil, Kaya Gizi untuk Bumil
Rabu, 17 Sep 2025 21:45 WIBTERKAIT