Kenang Audisi Film Pertamanya, Emily Blunt: Bikin Malu

Emily Blunt mengenang kembali salah satu momen paling berpengaruh sekaligus memalukan di awal kariernya.

Dikutip dari Variety, aktris asal Inggris itu menceritakan pengalaman ketika mengikuti audisi untuk film pertamanya, My Summer of Love (2004), karya sutradara Paweł Pawlikowski.

Saat itu, Blunt baru berusia 19 tahun dan belum mendapatkan pelatihan akting formal.

Audisi tersebut dilakukan tanpa naskah dan sepenuhnya mengandalkan improvisasi, sebuah metode yang membuatnya gugup sekaligus merasa tidak siap.

Blunt mengingat bagaimana Pawlikowski, yang ia gambarkan sebagai sosok dengan rambut acak-acakan, duduk di dekat jendela sambil merekamnya menggunakan camcorder kecil.

"Dia merekam saya dengan camcorder-nya. Dan dengan aksen Polandianya, dia berkata, 'Oke, kita akan melakukan sedikit dialog (improvisasi).'," ceritanya.

Pawlikowski kemudian membacakan situasi dramatis yang harus dimainkan secara spontan.

Emily diminta membayangkan sedang melihat ayahnya bermesraan dengan sekretarisnya.

Ia harus menunjukkan perubahan emosi berlapis: takut, marah, sedih, hingga akhirnya menganggap semuanya sebagai lelucon.

"Aku ingin kau merasa takut. Kau kemudian menjadi sangat marah. Lalu kesal dan menangisi hal itu. Dan pada akhirnya, kau berpura-pura jika semua hal ini adalah lelucon saja," kenangnya.

Sesi audisi yang kacau dan penuh tekanan itu membuat Blunt merasa gagal total.

Ia bahkan langsung menelepon agennya setelah keluar dari ruangan karena yakin dirinya tampil buruk dan tidak mungkin terpilih.

Namun hasilnya justru berkebalikan. Emily Blunt berhasil mendapatkan peran utama sebagai Tamsin.

Peran tersebut yang kemudian membawa pujian kritis dan memperkenalkannya sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan di perfilman Inggris.

Dalam kesempatan tersebut, Blunt mengakui bahwa cara kerja tanpa naskah yang pada awalnya menakutkan, justru membentuk dasar pendekatannya terhadap seni peran.

"Itu adalah tentang hidup di saat ini, dan benar-benar menjadi orang lain," ungkapnya.

Blunt juga menambahkan bagaimana pengalaman bersama Pawlikowski mengubah pemahamannya tentang seni akting.

"Paweł mengajari saya banyak hal tentang ambiguitas dan spontanitas, yang awalnya sangat menakutkan bagi saya. Bekerja tanpa konformitas terasa sangat menakutkan," ujarnya.

Meski My Summer of Love menjadi pondasi yang memperkuat bakatnya, Blunt menyebut The Devil Wears Prada (2006) sebagai film yang benar-benar mengubah hidupnya.

Peran ikoniknya sebagai Emily Charlton membawanya ke panggung Hollywood yang lebih luas, setelah ia terpilih melalui sebuah rekaman audisi yang dikirimkan ke produksi.